Definisi New Media, Dampak Negatif dari Internet dan Hubungannya dengan Perkembangan TV Sinyal Analog dan Sinyal Digital

     Halo sahabat dunia maya!!!! Selamat Datang di Blog "Knowing Something New" Blog ini berisi tentang pengetahuan umum dunia nyata maupun dunia maya. Kali ini Mimin akan Posting untuk pertama kali dan topik yang akan mimin angkat kali ini adalah... New Media.



New Media


 Definisi

       New Media jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah "Media Baru" tapi wikipedia mengatan bahwa New Media Merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan." Contoh New Media yang ada dalam sehari-hari ialah Internet. jadi singkatnya New Media adalah Media Baru untuk mendapatkan informasi secara digital yang terhubung dalam sistem dan jaringan internet. Program TV, Surat Kabar dan Majalah bukan termasuk dalam New Media karna mereka tidak terkomputerisasi serta terhubung dalam jaringan internet.
     Contoh New Media lain adalah hal-hal yang berhubungan dengan internet misalnya situs website, Blog, surat kabar daring dan berbagai aplikasi daring. Bagi yang tidak tahu "Daring"  itu apa? Daring adalah kata lain dari Online yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia.



Internet

     Kita semua pasti tahu apa itu internet. jangan kalian bilang tidak tahu internet tapi kalian bisa membaca postingan ini hehehe. Internet adalah dunia maya yang kita gunakan untuk aktivitas sehari-hari, bahkan banyak orang yang selalu melarikan diri ke dunia maya karena tidak kuat dengan kejamnya dunia nyata. Internet mempunyai banyak sekali dampak positif yang bisa didapatkan. Namun, dibalik banyaknya dampak postif internet yang telah banyak dirasakan oleh kita semua, tak kalah banyak juga dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh Internet dalam kehidupan kita sehari-hari.

   Beberapa Contoh Dampak Negatif Internet 

1. Melupakan Dunia Nyata
         Ya kita bisa melupakan dunia nyata yang sedang kita alami karena kita sedang asyik bermain media sosial, games dan berselancar di browser sehingga kita melupakan apa yang sedang kita kerjakan di dunia nyata contohnya saja sekarang banyak ibu-ibu yang masih mempunyai anak balita tetapi saat anaknya bermain ibu itu tidak mengawasi anaknya alhasil anaknya menjadi korban penculikan karena ketidakpedulian dan kecerobohan sang ibu yang saat itu sedang aktif dalam jejaring sosial.

2. Bisa menjadi Toxic / Racun
         Mengapa saya katakan bisa meracuni? karena jikalau kita sering daring di media sosial disitu terdapat banyak foto-foto yang bisa menjadi racun untuk batin kita. Masih tidak mengerti? Mimin akan memberikan sebuah ilustrasi. Misalkan mimin adalah orang yang biasa saja dan sering daring di salah satu jejaring sosial yaitu Instagram, ada salah satu teman mimin di dunia nyata yang mempunyai akun Instagram juga, nah teman mimin ini sering banget pinjam uang ke mimin untuk keperluan sehari-hari seperti membeli pulsa dan bayar kuliah. Tetapi, saat teman mimin meng-upload foto nya di instagram mimin melihat dia membeli sepatu baru, jalan-jalan ke mall, Hang Out bersama teman-temannya padahal uang yang mimin pinjam belum dikembalikkan sepenuhnya dan ketika mimin tagih uangnya dia malah memberi janji palsu untuk membayarnya. Bagaimana perasaan anda jika merasakan hal itu? menjadi racun bukan? Kesehatan batin anda menjadi menurun jika setiap hari melihat hal itu.

3. Ajang Pamer Kekayaan & Membuat Orang Iri
        Seperti pada ilustrasi diatas bahwa sesungguhnya banyak orang yang mempunyai akun Instagram maupun media sosial lainnya hanya untuk menaikkan Status Sosialnya saja. Mereka memamerkan harta yang dia punya seperti mobil sport, rumah mewah dan Gadget terbaru yang canggih. Tidak berhenti disitu mereka pun sering memamerkan perjalanan liburan mereka, teman-teman yang gaul dan kegiatan/pekerjaan yang sedang mereka lakukan sehingga orang-orang yang melihatnya menjadi iri karena tidak bisa seperti mereka yang berkecukupan. Hal ini tentunya menjadi Toxic untuk mereka.

4. Pembullyan
        Banyak sekali akun media sosial yang bebas membully orang lain dan bahkan temannya sendiri. Kenapa? Karena mereka pikir mereka bisa bebas mencaci-maki orang yang mereka tidak sukai karena mereka tidak bisa bertemu di dunia nyata dengan orang itu. Walaupun Indonesia sudah mempunyai UU tentang ITE dan Polisi Cyber Crime namun mimin rasa itu masih belum efektif untuk memberantas kasus Bully Online dimedia sosial Indonesia.

5. Tempat Menyebar Hoax
          Hoax/Kabar Burung/Berita Bohong bisa disebarkan dimana saja dan kapan saja tidak terkecuali pada Internet. Bahkan penyebaran Internet lebih cepat dan lebih sulit untuk di pertanggungjawabkan kebenarannya karena banyak Hoax yang sumbernya mengatasnamakan tokoh agama/profesor/media/surat kabar/pers terpecaya. Oleh karena itu kita jangan mudah percaya pada berita yang sering kita lihat pada grup jejaring sosial seperti grup Whatsapp, Facebook dan Line.

6. Pornografi

         Ini yang sering kita pikirkan dalam hati jika disinggung tentang dampak negatif dari Internet. Semua umur dari anak-anak sampai kakek-nenek rata-rata bisa mengakses internet. Banyak sekali website yang sering dikunjungi anak dibawah umur dan kita semua tahu pada masa anak-anak dan remaja yang baru pubertas kita sedang giat-giatnya mencari tahu tentang lawan jenis. Masalahnya adalah jika kita mencari tahu ini di internet dan bukan di buku biologi pelajaran sekolah banyak sekali gambar-gambar tidak senonoh yang muncul akibat kita yang tidak tahu apa-apa. Namun sekarang saya berterima kasih kepada Kominfo RI dan Google yang telah menyortir dan memblokir situs-situs dewasa dari jangkauan anak dibawah umur.

Masih banyak lagi dampak negatif dari internet seperti Data yang di manipulasi, Tempat penyebaran virus komputer, Pencurian data pribadi dan lain-lain.

     Sekarang kita sudah sampai sejauh ini... Kita sudah mengetahui Definisi dari New Media dan dampak negatif dari Internet. Sekarang kita hubungkan hal yang telah kita ketahui tadi dengan Perkembangan Sinyal TV Analog dengan Sinyal TV Digital. Pasti kalian bertanya-tanya mengapa jauh sekali? Sebenarnya tidak jauh tetapi pengetahuan kita saja yang belum cukup untuk memahami hubungan ke 3 topik diatas. Oleh karena itu mimin akan membahasnya satu per satu mulai dari perkembangan sinyal TV analog sampai ke kesimpulannya.



Sejarah TV Sinyal Analog dan TV Sinyal Digital


      Televisi yang kita kenal sekarang ini berbeda jauh dengan TV pada masa awal penemuannya pada masa awal TV ditemukan kita tidak akan melihat TV dengan layar datar dan besar yang mempunyai banyak sekali fungsi yang bisa dilakukan oleh TV tersebut, melainkan kita hanya melihat sebuah kotak dengan layar cembung yang bisa menunjukkan gambar tidak berwarna alias hitam putih kepada kita. Itulah gambaran TV pada masa awal. Dalam penemuannya, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.


  • 1876 - George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
  • 1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
  • 1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
  • 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
  • 1900 - Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
  • 1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
  • 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
  • 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
  • 1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
  • 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
  • 1964 - Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
  • 1967 - James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
  • 1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
  • 1975 - Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
  • 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
  • 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
  • 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
  • 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
  • Dekade 2000 - Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Sebelum membahasa mengenai perbedaan TV Analog dan Digital berikut pengertian dari keduanya :

           Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL.

           Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code ). 


Perbedaan Penerimaan Sinyal Televisi Digital dan Analog



Kualitas gambar dan suara
        Siaran televisi digital terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD). Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).

Tahan perubahan lingkungan
        Siaran televisi digital terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.

Tahan terhadap efek interferensi
        Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.

Efisiensi spektrum/kanal
       Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.

       Dalam bahasa yang sederhana, ini berarti dalam satu frekuensi dapat digunakan untuk enam siaran yang berbeda. Ini jauh lebih efisien dibanding dengan siaran analog dimana satu frekuensi hanya untuk satu siaran saja. Dengan keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan program yang lebih bervariasi.


Perbedaan Produksi Televisi Digital dan Televisi Analog


       Perangkat TV Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital. 

       Resolusi perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau bahkan di 780p atau 1080i / p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.


       Sekarang kita sudah mengetahui arti dari ketiga pokok bahasan yang telah dijelaskan. Barulah kita bisa menghubungkan apa hubungan ketiganya? Mimin akan menjelaskan kesimpulannya menurut pendapat mimin

     Kesimpulannya adalah Era sekarang yang disebut juga Era Digital karena hampir semua barang elektronik yang kita pakai bisa tersambung dengan jaringan Internet termasuk Televisi. Dulu sebelum ada TV Digital kita hanya bisa menonton siaran dari stasiun TV lokal namun sekarang setelah ada TV Digital kita bisa menonton semua stasiun TV yang ada di Dunia! Bahkan kita bisa menyambungkan Internet ke dalam TV Digital kita sehingga kita bisa ke dunia maya tempat New Media berada seperti browser dan jejaring sosial bisa melalui TV Digital. Oleh karena perkembangan Teknologi Informasi yang tidak bisa dibendung kita harus tahu mana yang baik dan mana yg buruk, kita harus mengetahui fungsi masing-masing New Media agar tidak terjerumus hal yang akan menyusahkan kita dikemudian hari.



Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_baru
http://tithos.blogspot.com/2016/11/sejarah-perkembangan-televisi-digital.html

Komentar